Contact Us
Login
Logout
Pelataran
Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2026
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Opini

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

Penulis: Enjelin Amanda Dewi

Enjelin Amanda Dewi by Enjelin Amanda Dewi
6 August 2025
in Opini
A A
0
soft living
854
SHARES
1.2k
VIEWS

Bangun pagi-pagi, kerja tanpa henti, multitasking dari pagi sampai malam, lalu tidur dengan pikiran penuh target esok hari—itulah gambaran hustle culture yang selama ini diagung-agungkan. Namun, di tengah tekanan hidup modern, semakin banyak anak muda, khususnya Gen Z, mulai berkata: cukup.

Mereka memilih untuk melambat, untuk tidak selalu produktif, dan untuk hidup dengan ritme yang lebih manusiawi. Inilah yang disebut dengan tren soft living—gaya hidup santai dan penuh kesadaran yang kini makin populer sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya kerja berlebihan.

Soft Living: Bukan Malas, Tapi Lebih Sadar

Mengutip Magdalene (2024), soft living bukan berarti tidak bekerja keras, melainkan menolak glorifikasi kelelahan. Gaya hidup ini mendorong seseorang untuk tetap berkarya, namun dengan pendekatan yang lebih tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak menjadikan kerja sebagai pusat identitas hidup.

Soft living menekankan pentingnya membatasi ekspektasi yang tidak realistis, menjaga kesehatan mental, dan memberi diri sendiri ruang untuk pulih. Hal ini menjadi semacam ‘perlawanan diam’ terhadap dunia yang mengukur nilai manusia hanya dari kesibukannya.

Hustle Culture dan Tekanan Sosial yang Tak Terlihat

Dalam artikel Harian Disway (2024), dijelaskan bahwa hustle culture selama ini membuat banyak orang merasa harus terus bergerak agar dianggap berhasil. Seseorang yang mengambil waktu untuk beristirahat sering kali dicap “tidak ambisius” atau “kurang produktif.”

Kirim Berita Media Wanita

Tekanan ini bahkan menyusup ke kehidupan pribadi—merasa bersalah saat libur, gelisah jika tidak ‘berprogres’, dan mengukur harga diri dari seberapa banyak yang dikerjakan. Dalam jangka panjang, ini memicu burnout, rasa kehilangan arah, dan krisis identitas.

Soft living hadir sebagai jawaban atas keresahan ini. Gen Z mulai berani mengatakan bahwa istirahat bukan kelemahan, dan kebahagiaan bukan berarti sibuk setiap waktu.

Baca Juga

images 52

82 Juta Porsi dan Segunung Tantangan: Bisakah MBG Benar-Benar Jadi Warisan Gizi Bangsa

26 October 2025
ketua PBNU

PBNU dan Santri Lirboyo Geram, Tayangan Trans7 Dinilai Melecehkan Marwah Pesantren, Trans7 Minta Maaf dan Akui Lalai

15 October 2025
M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025

Dilema Ekonomi: Ingin Santai, Tapi Takut Miskin

Namun tentu saja, soft living bukan tanpa tantangan. Seperti disorot oleh 5News (2024), banyak generasi muda yang terjebak dalam dilema: ingin hidup lebih pelan, tapi tetap dibayangi ketidakpastian finansial dan tekanan ekonomi. Mereka sadar pentingnya self-care, namun juga tidak bisa lepas dari realita “kalau tidak kerja keras, siapa yang akan membiayai hidup?”

Di sinilah pentingnya menemukan keseimbangan. Soft living tidak berarti pasrah atau anti kerja keras, melainkan menyadari batas, menjaga ritme, dan bekerja sesuai kapasitas diri. Bukan soal menjadi ‘santai’, tapi tentang tidak membiarkan ambisi merusak tubuh dan pikiran sendiri.

Kesimpulan

Tren soft living menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang mulai sadar: hidup bukan perlombaan. Meskipun pekerjaan dan pencapaian tetap penting, namun tidak ada hasil yang layak dikejar sampai mengorbankan kesehatan mental dan emosional. Di tengah dunia yang sibuk dan bising, memilih hidup yang tenang, seimbang, dan sadar menjadi bentuk keberanian baru. Hari ini, mungkin kita tak perlu jadi yang tercepat atau tersibuk. Cukup jadi versi terbaik dari diri sendiri—yang tahu kapan berlari, kapan melambat, dan kapan berhenti sejenak untuk sekadar… bernapas.

Penulis: Enjelin Amanda Dewi
Sumber gambar: canva.com

Share342Tweet214Share60Pin77SendShare
Kirim Berita Media Wanita
Previous Post

Pemanfaatan Rumput Laut dalam Olahan Es Krim Sebagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Tellumpanua

Next Post

Pelayanan Semakin Prima, Kemenimipas Luncurkan Identitas Baru

Enjelin Amanda Dewi

Enjelin Amanda Dewi

Related Posts

images 52

82 Juta Porsi dan Segunung Tantangan: Bisakah MBG Benar-Benar Jadi Warisan Gizi Bangsa

26 October 2025
ketua PBNU

PBNU dan Santri Lirboyo Geram, Tayangan Trans7 Dinilai Melecehkan Marwah Pesantren, Trans7 Minta Maaf dan Akui Lalai

15 October 2025
M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
Next Post
0508

Pelayanan Semakin Prima, Kemenimipas Luncurkan Identitas Baru

Sertifikat Kekayaan Intelektual

Sertifikat Kekayaan Intelektual Bisa Jadi Jaminan Kredit di Bank

Mie Gacoan dan LMK SELMI

Disaksikan Menkum, Mie Gacoan dan LMK SELMI Sepakat Berdamai

Kawasan Industri Morowali

Penuhi Pasar Global, Kemenperin Pacu Kapasitas Produksi Kawasan Industri Morowali

Bicara

10 Langkah Jitu Mengatasi Rasa Takut Berbicara di Depan Umum

Please login to join discussion
Square Media Wanita

Berita Utama

Michelle Liu Tampilkan Koleksi “Royal Heritage Twist” di Milan Fashion Night 2025
Berita Utama

Michelle Liu Tampilkan Koleksi “Royal Heritage Twist” di Milan Fashion Night 2025

by Redaksi
28 October 2025
0

Michelle Liu Tampilkan Koleksi “Royal Heritage Twist” di Milan Fashion Night 2025 Jakarta — Kilau budaya Indonesia kembali menembus panggung...

Read moreDetails
Berita-Properti.com

Berita-Properti.com: Portal Berita Komunitas Properti dan Infrastruktur Pertama di Indonesia

28 October 2025
siaran-berita.com

Siaran-Berita.com: Portal Berita Komunitas Baru yang Sukses Menjadi Top di Google Search dan Google News

26 October 2025
3657IMG 20251020 WA0042 1

1,4 Miliar Porsi MBG Dibagikan, Pemerintah Siapkan Generasi Muda yang Sehat dan Kuat

22 October 2025
puteri anak dan remaja banten 2025

Keren! 9 Puteri Anak dan Puteri Banten Siap Harumkan Daerah di Tingkat Nasional

21 October 2025
Rumah Prabu Half Page

Berita Terkait

Akeela Tsabita Queenarousy

Hebat! Akeela Tsabita Queenarousy Puteri Remaja Pariwisata Banten  Raih Runner Up 2 Puteri Batik Remaja Indonesia 2025

6 November 2025
Roland

Profil Roland Rai Wiranatha: Perjalanan Chef Nata de Cocow dari Dapur Hotel hingga Menjadi Kreator Kuliner Inspiratif

6 November 2025
Lapas Bengkulu, Fireblock Smart Foam, Ditjen Pemasyarakatan, APAR Canggih, Keamanan Lapas, Kesiapsiagaan Kebakaran, Kemenkumham, Pemasyarakatan Bengkulu, Julianto Budhi Prasetyono, Best Victor Fasharoza

Perkuat Keamanan, Lapas Bengkulu Terima Alat Pemadam Api Modern

6 November 2025
Lapas Bengkulu, Ditjen Pemasyarakatan, BMN, Sarana Prasarana, Warga Binaan, Pelayanan Lapas, Haryanto, Peralatan Makan, Kemenkumham Bengkulu

754 Set Peralatan Makan dan Minum Perkuat Layanan di Lapas Bengkulu

6 November 2025
Lapas Bengkulu, Julianto Budhi Prasetyono, Hendry Gunawan, Jimmy Andreas, Tim Giatja, Kemandirian Warga Binaan, Ketahanan Pangan, Pertanian Lapas, Edukasi Asimilasi, Kemenkumham Bengkulu, Pembinaan Produktif

Wujudkan Kemandirian, Lapas Bengkulu Lakukan Penanaman 1.200 Bibit Terong

6 November 2025
Rutan Bengkulu

Dinkes Kota Bengkulu Pastikan Standar Pelayanan Kesehatan di Klinik Pratama Rutan Bengkulu

6 November 2025
Pelataran

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita