Contact Us
Kirim Tulisan
Tulisan Saya
Pelataran
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Opini

Belajar dari Musa dan Khidir: Menghidupkan Kembali Ruh Pendidikan Islam

Kisah dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya soal ilmu, tetapi juga soal adab, kesabaran, dan ketundukan.

Rima Salsaria by Rima Salsaria
20 July 2025
in Opini
A A
0
Ilustrasi Nabi Musa dan Khidir sedang berbicara di tengah hutan.

Lukisan klasik yang menggambarkan pertemuan Nabi Musa dan Khidir.

856
SHARES
1.2k
VIEWS

Dalam hiruk-pikuk dunia pendidikan modern yang semakin terjebak pada angka, sertifikat, dan gelar akademik, kita seolah lupa bahwa pendidikan dalam Islam bukan semata transfer ilmu. Lebih dari itu, pendidikan adalah pembentukan akhlak, penanaman adab, dan penyadaran spiritual. Salah satu cermin terbaik dari model pendidikan yang sarat nilai-nilai tersebut adalah kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam Surah Al-Kahfi ayat 60–82.

Dalam kisah itu, Nabi Musa Seorang nabi ulul azmi dan manusia pilihan Allah mengakui bahwa masih ada ilmu yang belum ia miliki. Ia rela menempuh perjalanan jauh demi berguru pada seorang hamba Allah yang dikaruniai ilmu khusus: Khidir. Di sinilah pelajaran pertama: semangat mencari ilmu tak mengenal batas status sosial maupun gelar. Jika seorang nabi saja bersedia belajar dari orang lain, mengapa hari ini banyak pelajar merasa cukup hanya karena pernah “googling”?

Selama proses belajar bersama Khidir, Musa berkali-kali gagal memahami tindakan gurunya: melubangi perahu, membunuh anak kecil, memperbaiki tembok di kota pelit. Ia bertanya, protes, bahkan kecewa. Tapi kemudian Khidir menjelaskan hikmah di balik semua itu yang tidak tampak di permukaan. Inilah hakikat pendidikan sejati: tidak semua pelajaran bisa langsung dimengerti; dibutuhkan kesabaran dan hati yang lapang.

Sayangnya, pendidikan hari ini justru terjebak pada kecepatan. Murid ingin cepat lulus, cepat kerja, cepat sukses. Guru dituntut mengejar kurikulum tanpa sempat menanamkan karakter. Dalam iklim seperti ini, hilanglah ruh pendidikan yang sesungguhnya: keikhlasan, kesabaran, dan penghargaan terhadap proses.

Nilai adab terhadap guru, seperti yang ditunjukkan Nabi Musa kepada Khidir, kini mulai terkikis. Banyak siswa dengan mudah menyanggah guru tanpa etika, bahkan mempermalukan mereka di media sosial. Padahal dalam Islam, adab bahkan lebih utama daripada ilmu. Pendidikan tanpa adab hanyalah penumpukan informasi tanpa arah.

Kisah ini juga mengajarkan tentang tawadhu’, rendah hati dalam mencari ilmu. Musa tidak malu berguru kepada seseorang yang tak seterkenal dirinya. Hari ini, banyak orang enggan belajar dari guru “biasa” karena merasa lebih modern. Padahal keberkahan ilmu hadir ketika disampaikan dan diterima dengan hati yang rendah.

Sebagai mahasiswa pendidikan Islam, saya merasa bahwa kisah ini sangat relevan menjawab krisis nilai dalam dunia pendidikan saat ini. Kita butuh sistem yang bukan sekadar mencetak orang pandai, tetapi membentuk manusia yang utuh cerdas secara intelektual, matang secara emosional, dan dalam secara spiritual.

Baca Juga

ketua PBNU

PBNU dan Santri Lirboyo Geram, Tayangan Trans7 Dinilai Melecehkan Marwah Pesantren, Trans7 Minta Maaf dan Akui Lalai

15 October 2025
M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
Kirim Berita Media Wanita

Oleh karena itu, mari kembali menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama dalam merancang pendidikan kita. Kisah seperti Musa dan Khidir bukan sekadar sejarah, tetapi panduan hidup. Mari mulai dari yang sederhana: menanamkan adab sejak dini, melatih kesabaran dalam belajar, dan menghargai proses.

Sebab pada akhirnya, pendidikan bukan soal apa yang kita ketahui, tapi tentang siapa kita menjadi setelah belajar.

Share342Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2026
Previous Post

Impresario Clubhouse Hadirkan Hiburan Malam Premium di Kawasan Paling Eksklusif di Nusa Dua

Next Post

Pakaian Mahasiswa, Antara Gaya dan Tata Krama

Rima Salsaria

Rima Salsaria

MAHASISWAI UIN SULTANAH NAHRASYIAH

Related Posts

ketua PBNU

PBNU dan Santri Lirboyo Geram, Tayangan Trans7 Dinilai Melecehkan Marwah Pesantren, Trans7 Minta Maaf dan Akui Lalai

15 October 2025
M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
Next Post
canva 683a66eaed641576ab306862 1

Pakaian Mahasiswa, Antara Gaya dan Tata Krama

IMG 20250720 WA0020 2

eBook sebagai Inovasi Pembelajaran PAI: Menjembatani Tradisi dan Teknologi

a66d940418da5b9f2bbb35adb11078af

Peran Guru dalam Menanamkan Nilai Moral Siswa

IMG20250720143330

Dua Umar, Dua Cermin Pemimpin: Relevansi Nilai Islam dalam Dunia Pendidikan Modern

digitalisasi

Transformasi Pendidikan Islam di Era Digital: Antara Peluang Pembelajaran dan Tantangan Pembentukan Akhlak Generasi Muda

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita