Contact Us
Kirim Tulisan
Tulisan Saya
Pelataran
Leaderboard Satu Rumah
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Opini

Tantangan Menjaga Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Etika Komunikasi

Siti Kamelia Putri by Siti Kamelia Putri
21 April 2025
in Opini
A A
0
Hand with Garuda Pancasila, Indonesia's Nastional Symbol. Indonesia independence day 17th August. Isolated on white
(sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/bergandengan-tangan-dengan-garuda-pancasila-simbol-nastional-indonesia-hari-gm1410474503-460658288)

Hand with Garuda Pancasila, Indonesia's Nastional Symbol. Indonesia independence day 17th August. Isolated on white (sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto/bergandengan-tangan-dengan-garuda-pancasila-simbol-nastional-indonesia-hari-gm1410474503-460658288)

858
SHARES
1.2k
VIEWS

Pancasila telah lama menjadi dasar negara dan panduan moral bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Namun, dalam era digital yang serba cepat ini, muncul tantangan baru dalam mempertahankan nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam konteks etika komunikasi. Komunikasi tidak lagi terbatas pada ruang tatap muka, melainkan telah melebar ke dunia maya, di mana kata-kata dapat menyebar dalam hitungan detik dan membawa pengaruh yang luas.

Sayangnya, tidak sedikit masyarakat yang menyalahgunakan kebebasan berekspresi dengan menyampaikan opini tanpa memperhatikan etika dan kesopanan. Perbedaan pendapat yang seharusnya menjadi hal yang wajar dalam demokrasi, justru kerap kali berujung pada ujaran kebencian, fitnah, bahkan perpecahan. Hal ini tentu bertolak belakang dengan nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan yang terkandung dalam Pancasila.

Sila kedua, yakni “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, mengajarkan pentingnya menghormati sesama manusia, termasuk dalam komunikasi. Dalam praktiknya, etika komunikasi yang sesuai dengan nilai ini berarti mampu menyampaikan pendapat secara sopan, objektif, dan tidak merendahkan orang lain. Namun, di berbagai platform media sosial, kita masih sering menyaksikan perilaku yang justru jauh dari nilai tersebut.

Baca Juga

ketua PBNU

PBNU dan Santri Lirboyo Geram, Tayangan Trans7 Dinilai Melecehkan Marwah Pesantren, Trans7 Minta Maaf dan Akui Lalai

15 October 2025
M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025

Etika komunikasi yang berlandaskan Pancasila juga sangat erat kaitannya dengan sila ketiga, “Persatuan Indonesia”. Komunikasi yang tidak bijak berpotensi menimbulkan disintegrasi sosial. Oleh karena itu, masyarakat perlu menyadari bahwa setiap kata yang diucapkan—baik secara langsung maupun melalui media digital—dapat berdampak terhadap harmoni kehidupan berbangsa.

Mengacu pada pendapat Prof. Kaelan (2013) dalam bukunya Pendidikan Pancasila, Pancasila tidak hanya menjadi dasar konstitusional, tetapi juga sumber nilai dan norma yang harus diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, Pancasila seharusnya menjadi pedoman dalam bertindak, termasuk dalam menyampaikan informasi dan pendapat secara etis dan bertanggung jawab.

Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika juga menunjukkan bahwa penyebaran hoaks dan ujaran kebencian di internet masih menjadi tantangan serius. Untuk itu, diperlukan literasi digital yang kuat agar masyarakat tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tetapi juga bijak dalam berkomunikasi secara daring. Di sinilah pentingnya sinergi antara nilai Pancasila dan pemahaman komunikasi yang beretika.

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sendiri telah menekankan bahwa membudayakan komunikasi damai dan etis merupakan salah satu bentuk nyata dalam menjaga eksistensi Pancasila di tengah dinamika zaman. Menjaga kata-kata dan cara menyampaikan pendapat adalah bagian dari tanggung jawab sebagai warga negara yang mencintai tanah air.

Dengan demikian, menjaga Pancasila dalam konteks etika komunikasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau tokoh masyarakat, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen bangsa. Di era kebebasan informasi ini, semakin penting bagi setiap individu untuk menyaring informasi, mengedepankan empati, dan menyuarakan pendapat secara bijaksana agar Pancasila tetap menjadi ruh kehidupan berbangsa dan bernegara.

Leaderboard apa apa

Referensi:

Kaelan. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

BPIP – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. https://bpip.go.id

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. “Waspada Hoaks dan Disinformasi”. https://kominfo.go.id

Siti Kamelia Putri, Mahasiswa Universitas Pamulang, Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi.

Tags: Pancasila
Share343Tweet215Share60Pin77SendShare
Banner Publikasi Press Release Gratis
Previous Post

Ketua KPBI Sempat Ditangkap Saat Unjuk Rasa, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Over Acting

Next Post

Hari Keris Nasional Tidak Sesuai Aspirasi Pelestari dan Penggemar Keris

Siti Kamelia Putri

Siti Kamelia Putri

Saya Siti Kamelia Putri, seorang mahasiswa di Universitas Pamulang Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi

Related Posts

ketua PBNU

PBNU dan Santri Lirboyo Geram, Tayangan Trans7 Dinilai Melecehkan Marwah Pesantren, Trans7 Minta Maaf dan Akui Lalai

15 October 2025
M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
Next Post
IMG 20250420 WA0074

Hari Keris Nasional Tidak Sesuai Aspirasi Pelestari dan Penggemar Keris

WhatsApp Image 2025 04 16 at 13.22.41

Siswi MAN 2 Bantul Sabet Juara 3 Taekwondo di POPKAB Bantul 2025

IMG20250107134619 1 11zon

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UNU Purwokerto Raih Pengalaman Berharga di KKL Bandung

WhatsApp Image 2025 04 21 at 08.56.25

Kegiatan Analisis Rapor Pendidikan MAN 2 Bantul Jadi Landasan Perencanaan Berbasis Data untuk Tingkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

WhatsApp Image 2025 04 21 at 08.40.51

MAN 2 Bantul Kirim Siswa ke Ajang Catur POPKAB 2025 untuk Seleksi POPDA DIY

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita