BENGKULU — Hari pertama Pelatihan Pembinaan Kemandirian di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkulu langsung diisi dengan kegiatan praktik. Para peserta pelatihan aneka olahan keripik mulai memproduksi keripik pisang dan keripik ubi di ruang bimbingan kerja, Senin (24/11).
Dipandu instruktur dari Yayasan Dharma Bhakti Kesejahteraan Sosial, warga binaan pemasyarakatan (WBP) dengan antusias mengikuti tahapan pelatihan, mulai dari pemilihan bahan baku, pengupasan, perajangan, teknik perendaman, proses penggorengan higienis, hingga penirisan minyak dan pendinginan produk. Seluruh rangkaian praktik diawasi langsung oleh petugas pembinaan dan keamanan Lapas Bengkulu untuk memastikan kegiatan berjalan tertib dan aman.
Ketua Yayasan Dharma Bhakti Kesejahteraan Sosial, Heti Hartati, menyampaikan bahwa pelatihan tidak hanya fokus pada praktik produksi, tetapi juga pengetahuan dasar mengenai mutu pangan dan potensi usaha rumahan.
“Kami ingin peserta memahami bahwa keterampilan sederhana seperti membuat keripik dapat menjadi sumber penghasilan yang layak apabila dikelola dengan benar,” ujar Heti.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Bengkulu, Julianto Budhi Prasetyono, kembali menegaskan bahwa pelatihan kemandirian merupakan bagian dari upaya menciptakan perubahan positif bagi warga binaan.
“Melalui keterampilan ini, kami berharap warga binaan mampu membuka lembaran baru setelah bebas dan berkontribusi bagi masyarakat,” ungkap Julianto.
Program pelatihan aneka olahan pangan tersebut dijadwalkan berlangsung selama 10 hari dan diikuti total 40 WBP. Produk keripik yang dihasilkan pada masa pelatihan juga akan menjadi bahan evaluasi terkait rasa, ketahanan, dan kelayakan pemasaran.
Dengan pelaksanaan pelatihan yang terstruktur dan aplikatif, Lapas Bengkulu terus memperkuat pembinaan berbasis keterampilan sebagai bekal kemandirian ekonomi bagi warga binaan.























