Contact Us
Kirim Tulisan
Tulisan Saya
Pelataran
Leaderboard apa apa
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Opini

Tanpa Status, Tanpa Arah? Menyelami Fenomena HTS di Kalangan Anak Muda

Atiqah Nada Wulandari Sasing UNNES by Atiqah Nada Wulandari Sasing UNNES
25 May 2025
in Opini
A A
0
HTS
869
SHARES
1.3k
VIEWS

Fenomena hubungan tanpa status (HTS) semakin sering terjadi di kalangan remaja dan dewasa muda. Banyak orang memilih menjalin kedekatan emosional dan fisik tanpa komitmen resmi, seperti pacaran atau pernikahan. Gaya hubungan ini dianggap lebih fleksibel dan minim tekanan sosial. Namun, sebuah studi dari University of Missouri (2012) menemukan bahwa hubungan tanpa kejelasan status berisiko menimbulkan kecemasan emosional dan konflik dalam jangka panjang.

Ketidakjelasan status dalam HTS sering membuat salah satu pihak merasa terjebak dalam hubungan yang tidak setara. Penelitian dari Kaiser dan Kashy (2021) menunjukkan bahwa individu dalam hubungan ambigu cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibanding mereka yang memiliki komitmen jelas. Ketika ekspektasi tidak selaras, konflik dan perasaan tidak aman bisa muncul. Kondisi ini berpotensi menurunkan kualitas kesehatan mental, terutama jika tidak ada ruang komunikasi yang sehat.

Komunikasi terbuka dan persetujuan bersama menjadi faktor penting dalam menjaga keberlangsungan hubungan jenis ini. Menurut jurnal Journal of Social and Personal Relationships, keterbukaan mengenai harapan dan batasan mampu mengurangi risiko konflik dan kesalahpahaman dalam hubungan tanpa status. Ketika kedua pihak menyadari posisi dan tujuannya, hubungan bisa berjalan lebih sehat dan saling menghormati. Namun, hubungan seperti ini tetap membutuhkan kepekaan emosional yang tinggi.

Baca Juga

M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
AI

AI: Sahabat Curhat Gen Z di Tengah Krisis Kesehatan Mental

5 August 2025

Penting bagi individu untuk memahami batasan dan kebutuhan dirinya sebelum memutuskan menjalani HTS. Rasa takut kehilangan atau keinginan untuk “mengikuti arus” tidak seharusnya menjadi alasan utama bertahan. Mengutamakan kesehatan emosional dan mental harus menjadi prioritas dalam setiap bentuk hubungan. Sebab, cinta yang sehat bukan soal status, tapi tentang kejelasan, penghargaan, dan keseimbangan.

Leaderboard apa apa

Daftar Pustaka

Kaiser, H. & Kashy, D. A. (2021). Relationship Ambiguity and Psychological Distress in Emerging Adults. Journal of Social and Personal Relationships, 38(6), 1834–1851. https://doi.org/10.1177/0265407521990450

Knobloch, L. K., & Solomon, D. H. (2012). Uncertainty in Close Relationships: The Search for Meaning. University of Missouri.

Share348Tweet217Share61Pin78SendShare
Leaderboard Satu Rumah
Previous Post

Menyelami Keragaman Budaya dalam Konteks Indonesia Kontemporer

Next Post

Kampung Pramuka Tabrik Desa Puteran Kecamatan Pagerageung Siap di Resmikan

Atiqah Nada Wulandari Sasing UNNES

Atiqah Nada Wulandari Sasing UNNES

Related Posts

M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
AI

AI: Sahabat Curhat Gen Z di Tengah Krisis Kesehatan Mental

5 August 2025
Next Post
IMG 20250525 WA0035

Kampung Pramuka Tabrik Desa Puteran Kecamatan Pagerageung Siap di Resmikan

Manasik haji 2025

Puluhan Calon Jamaah Haji Khusus PT. Bukit Shofa Wisata Mengikuti Manasik Haji di Hotel El Kartika Batu Malang

Etika

Opini: Pentingnya Etika dalam Penyampaian Data Pribadi di Era Globalisasi

Pajak Kendaraan

Gak Mau Ribet? Ini Cara Cerdas Bayar Pajak Kendaraan Tepat Waktu

Dua pengemudi ojek online dari ShopeeFood dan Grab saat sedang menunggu pesanan. (Foto Oleh: Michelle Arletta, 21 Mei 2025)

Ojek Online vs Anjem: Pilihan Mahasiswa, Mana yang Lebih Unggul?

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita