Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Literasi digital kini menjadi salah satu kompetensi utama yang harus dimiliki siswa di era abad 21. Literasi digital tidak hanya sebatas kemampuan menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga mencakup keterampilan berpikir kritis, memahami etika digital, serta mengelola informasi secara efektif. Oleh karena itu, implementasi teknologi pendidikan menjadi strategi penting untuk meningkatkan literasi digital siswa dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan global.
Literasi digital sendiri dapat dipahami sebagai kemampuan mengakses dan menggunakan perangkat digital secara tepat, mengevaluasi informasi dari berbagai sumber, berkomunikasi serta berkolaborasi melalui media digital, dan memahami aspek etika serta keamanan dalam dunia maya. Dengan keterampilan ini, siswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga mampu menjadi produsen informasi yang bertanggung jawab.
Implementasi teknologi pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Penggunaan Learning Management System (LMS) memungkinkan siswa mengakses materi, berdiskusi, dan mengumpulkan tugas secara daring. Aplikasi kolaboratif seperti Google Workspace atau Microsoft Teams melatih siswa bekerja sama dalam proyek digital sekaligus membangun keterampilan komunikasi daring. Media interaktif seperti Virtual Reality, Augmented Reality, dan gamifikasi membuat pembelajaran lebih menarik serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam memahami konsep abstrak. Selain itu, platform referensi digital seperti Mendeley atau Zotero membantu siswa mengelola sumber informasi dan mengembangkan keterampilan penelitian berbasis digital.
Dampak implementasi teknologi pendidikan terhadap literasi digital siswa cukup signifikan. Siswa memperoleh akses informasi yang lebih luas, belajar membedakan informasi valid dari hoaks, serta mampu berkolaborasi dengan komunitas belajar lintas daerah bahkan internasional. Literasi digital juga menjadi bekal penting untuk menghadapi dunia kerja dan kehidupan sosial modern. Namun, tantangan tetap ada, seperti kesenjangan akses teknologi antara siswa di perkotaan dan pedesaan, kurangnya literasi digital dasar pada sebagian guru dan siswa, serta risiko penyalahgunaan teknologi seperti plagiarisme atau cyberbullying.
Secara keseluruhan, implementasi teknologi pendidikan terbukti efektif dalam meningkatkan literasi digital siswa. Dengan pemanfaatan LMS, aplikasi kolaboratif, media interaktif, dan platform referensi digital, siswa tidak hanya belajar menggunakan teknologi, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, etika digital, dan kemampuan kolaborasi. Tantangan yang ada perlu diatasi melalui kebijakan pendidikan yang inklusif, pelatihan guru, serta penyediaan infrastruktur yang merata agar literasi digital dapat menjadi kompetensi yang dimiliki seluruh siswa tanpa terkecuali.


























