Malang – Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut pelaku UMKM untuk tampil lebih profesional dan mudah diakses oleh pelanggan. Menyadari hal itu, Dimas Hamdan Mubarok, mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) jurusan Manajemen, turut membantu UMKM kuliner Nasi Bebek Araya milik Isbat Maulana dalam memperkuat identitas dan sistem pembayarannya.
Dalam kegiatan pendampingan tersebut, Dimas membantu pembuatan logo usaha sebagai langkah awal membangun citra brand. “Logo bukan sekadar gambar, tapi identitas visual yang membuat usaha lebih mudah diingat. Sekarang pelanggan bisa mengenali Nasi Bebek Araya lewat logo barunya,” jelas Dimas.

Selain itu, ia juga membantu proses pendaftaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) agar transaksi pembayaran di warung tersebut menjadi lebih modern dan efisien. Dengan adanya QRIS, pelanggan bisa membayar secara non-tunai menggunakan aplikasi digital seperti Dana, Gopay, atau ShopeePay.
Isbat Maulana, pemilik Nasi Bebek Araya, mengaku terbantu dengan inovasi tersebut. “Dulu semua pembayaran masih tunai, kadang repot kalau uang pas nggak ada. Sekarang pelanggan bisa langsung scan QRIS, lebih cepat dan praktis,” ungkapnya.
Langkah kecil ini menunjukkan bahwa pendampingan mahasiswa bukan hanya sekadar teori, tetapi juga berdampak nyata. Melalui desain logo dan implementasi QRIS, Nasi Bebek Araya kini semakin siap bersaing dan berkembang di tengah era digitalisasi UMKM yang kian pesat.
Tags : pascasarjana um, universitas negeri malang, digitalisasi umkm, nasi bebek araya, pengembangan wawasan manajerial























