Contact Us
Kirim Tulisan
Tulisan Saya
Pelataran
Leaderboard apa apa
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Opini

Hasto Menelanjangi Kekuasaan dengan Pledoinya

Ketika kata-kata menjadi peluru dan ruang sidang berubah jadi panggung pembongkaran rezim, Hasto tak sekadar membela diri, ia menelanjangi kekuasaan.

Ananda Rizky Pratama by Ananda Rizky Pratama
11 July 2025
in Opini
A A
0
Gold Modern And Minimalist For Law Firm Template 20250711 145858 0000
857
SHARES
1.2k
VIEWS

Hasto Menelanjangi Kekuasaan dengan Pledoinya

Pledoi Hasto Kristiyanto bukanlah pembelaan. Itu ledakan. Sebuah dentuman yang mengguncang panggung politik Indonesia yang penuh topeng. Ia menyampaikan kebenaran dengan nada tenang, tapi menikam langsung ke jantung kekuasaan, “Saya ditahan bukan karena saya bersalah, tapi karena saya tidak diam.” Itu bukan kalimat seorang terdakwa, itu pernyataan perang dari seorang tahanan politik. Dan rezim tahu itu. Mereka panik. Karena satu orang yang berani berkata jujur lebih berbahaya dari seribu buzzer yang dibayar untuk memelintir narasi.

 

Pledoi Itu Menelanjangi Kekuasaan

Hasto menyampaikan pledoinya dengan kepala tegak. Tidak menunduk. Tidak memelas. Ia tahu, yang dihadapinya bukan sekadar jaksa atau hakim, tapi sistem yang menjadikan hukum sebagai cambuk untuk membungkam siapa pun yang menolak tunduk.

Apa yang Hasto lakukan hari itu tak ubahnya seperti Soekarno dalam “Indonesia Menggugat” atau Nelson Mandela dalam “I Am Prepared to Die.” Bukan pembelaan, tapi serangan balik. Dan kekuasaan membencinya. Karena mereka tak bisa menang dari seorang tahanan yang tak punya rasa takut. “Mereka bisa memborgol tubuhku, tapi tidak bisa memenjarakan pikiranku,” kata Hasto. Sebuah tamparan bagi rezim yang terlalu percaya pada kekuatan sel tahanan.

 

Rezim Ini Takut pada Pikiran Merdeka

Apa yang dilakukan kekuasaan hari ini bukan untuk menegakkan hukum, tapi untuk mematahkan moral lawan politik. Mereka tahu Hasto bukan orang sembarangan. Ia bukan politisi oportunis. Ia punya memori ideologis, punya kedekatan historis dengan perjuangan rakyat, dan yang paling mereka takuti, ia masih berpihak.

Dan seperti kata Antonio Gramsci, “The old world is dying, and the new world struggles to be born, now is the time of monsters.”

Baca Juga

M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
AI

AI: Sahabat Curhat Gen Z di Tengah Krisis Kesehatan Mental

5 August 2025

Rezim hari ini adalah monster yang lahir dari ketakutan menghadapi dunia baru, politik yang jujur, terbuka, dan berpihak. Mereka ingin membungkam Hasto karena ia simbol bahwa perlawanan masih hidup.

Kirim Berita Media Wanita

 

Bukan Sekadar Kasus, Ini Teror Politik

Hasto dituduh menghalangi penyidikan. Padahal yang ia halangi adalah pembusukan hukum. Tuduhan itu hanyalah kotak kosong yang diisi dengan narasi busuk. Di luar sana, banyak pelanggar etik, perusak negara, dan pencuri uang rakyat berjalan bebas, karena mereka membungkuk di hadapan kekuasaan. Hasto justru dipenjara karena ia berdiri.

Ini bukan soal hukum. Ini pembalasan. Ini teror. Ini sinyal bahwa siapa pun yang berani melawan, akan dibuat menjadi contoh. Seperti yang terjadi pada Haris Azhar, Fatia, Rocky Gerung, bahkan para mahasiswa yang kini diburu hanya karena membawa poster atau mengacungkan tangan.

 

Kita Sedang Diperintah oleh Ketakutan

Apa yang dilakukan Hasto hari itu adalah tindakan paling radikal dalam demokrasi hari ini: mengatakan kebenaran di tengah kebohongan massal. “Ketika negara menjadi tiran, maka pemberontakan adalah ibadah,” ujar Buya Hamka. Maka Hasto telah beribadah dengan caranya dan kita, yang masih diam, adalah mereka yang memilih menutup mata.

Pledoi Hasto bukan akhir. Itu lonceng. Dan lonceng itu berbunyi keras: demokrasi kita sedang sekarat. Dan jika kita terus membiarkan orang seperti Hasto dipenjara, maka suatu hari nanti, giliran kita semua yang akan hidup dalam penjara, tanpa dinding, tanpa jeruji, tapi dikekang oleh ketakutan.

Bangun. Suara belum mati. Dan sejarah sedang menunggu, siapa yang berdiri, dan siapa yang membungkuk

 

Share343Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard apa apa
Previous Post

Wamen Ossy Apresiasi Kolaborasi Seluruh PIhak yang Sudah Membuat 95% Target PTSL Sulawesi Tengah Tercapai

Next Post

BintangChip Tawarkan Model Bisnis Andal dan Imbal Hasil Menarik bagi Investor

Ananda Rizky Pratama

Ananda Rizky Pratama

Related Posts

M. Imam Muddin | Mahasiswa Ilmu Tasawuf & Psikoterapi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Peneliti hubungan antara spiritualitas Islam, psikologi, dan keseimbangan jiwa

“Dari Crypto ke Saham Halal: Cara Fikih dan Psikologi Menenangkan Cemas Finansial”

7 October 2025
soft living

Lelah Diburu Ambisi? Soft Living, Cara Gen Z Melawan Hustle Culture

6 August 2025
NEED JOB

Antara Gelar dan Realita: Dunia Kerja Butuh Apa Sih Sebenarnya?

5 August 2025
AI

AI: Sahabat Curhat Gen Z di Tengah Krisis Kesehatan Mental

5 August 2025
Next Post
BintangChip

BintangChip Tawarkan Model Bisnis Andal dan Imbal Hasil Menarik bagi Investor

IMG 20250709 WA0023 e1752044463814 800x466 1

Parkir Karimun, Antara Profesionalisme dan Kemandirian Daerah

Pelantikan PR IPNU Sidodadi Kranji Periode 2025-2027

Resmi Dilantik, PR IPNU-IPPNU Sidodadi Siap Jalankan Roda Organisasi Pelajar NU

kwt lestari

Inovasi Pengolahan Bahan Organik untuk Sabun Padat di Yogyakarta

kwt langgeng

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Organik untuk Mendorong Ekonomi Hijau di Kulon Progo

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita