Contact Us
Login
Logout
Pelataran
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Opini

Bullying dan Penurunan Kualitas Pembelajaran: Ancaman bagi Dunia Pendidikan”

Dampak Serius Bullying terhadap Proses dan Hasil Belajar Siswa

ERIKA AULIYA MAY MUTIARA by ERIKA AULIYA MAY MUTIARA
4 December 2025
in Opini
A A
0
Bullying Kompasiana 1
857
SHARES
1.2k
VIEWS

Sekolah seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak untuk berkembang, bermain, belajar, dan menemukan jati diri. Namun kenyataannya, bagi sebagian siswa di Indonesia, sekolah justru menjadi tempat yang paling menakutkan. Bukan karena tugas yang menumpuk, ulangan mendadak, atau rasa gugup ketika ditunjuk guru untuk maju ke depan kelas, melainkan karena sesuatu yang sering kali di anggap remeh : bullying.Fenomena ini bukan lagi hal asing dan masih terus terjadi hingga saat ini

Situasi inilah yang sering di hadapi oleh sebagian siswa, berakhirnya jam pelajaran bukan lagi menjadi momen yang melegakan. Justru di saat itulah rasa cemas mulai muncul. Mereka memilih menghindari kerumunan, lapangan, lorong kelas, dan sudut-sudut tertentu di sekolah karena takut bertemu dengan seseorang atau sekelompok siswa yang sering mengintimidasi. Ada pula yang hidup dalam ketakutan karena terus diejek hanya karena dianggap berbeda dari yang lain.

Lebih menyedihkan lagi, tak sedikit orang dewasa yang memandang peristiwa ini sekadar sebagai “kenakalan remaja” yang dianggap akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.

Bullying Itu Nyata, dan Tidak Pernah Sederhana

Bullying tidak selalu berbentuk tindakan fisik seperti memukul atau mendorong. Justru, bentuk yang paling sering terjadi sering kali tidak disadari oleh guru dan orang-orang di sekitar, karena tampil dalam wujud yang lebih halus dan tersembunyi. Beberapa di antaranya meliputi:

• Pemberian julukan yang merendahkan dan menyakitkan

• Ejekan yang menyinggung fisik atau cara seseorang berbicara

• Pengucilan dari kelompok pertemanan atau lingkungan sosial

• Sikap mengabaikan saat seseorang sedang berbicara

• Tidak dilibatkan dalam kegiatan tertentu

• Perilaku menghindar yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang

• Penyebaran foto atau video yang dijadikan bahan lelucon di media sosial

Perilaku-perilaku tersebut sering kali diselubungi oleh kalimat yang terdengar ringan, seperti, “Cuma bercanda.” Padahal, tidak semua anak memiliki ketahanan mental yang sama. Ada yang memilih diam dan menyimpan perasaan terluka sendirian, ada yang menutupi rasa sakitnya dengan senyuman, dan ada pula yang mulai merasa dirinya tidak berharga karena perkataan orang lain.

Dari sinilah berbagai masalah bermula. Rasa percaya diri menurun, keberanian untuk tampil menghilang, bahkan semangat untuk belajar perlahan ikut memudar. Jika seorang anak tidak lagi merasa aman di lingkungan seharusnya menjadi tempatnya bertumbuh, maka kualitas pembelajaran pun akan ikut terancam.

Ketika Bullying Menggerus Konsentrasi dan Kualitas Belajar

Berdasarkan temuan UNESCO tahun 2019, praktik perundungan di lingkungan sekolah masih terjadi dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Sekitar sepertiga siswa dilaporkan pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari teman sebayanya, bahkan sebagian di antaranya juga mengalami kekerasan fisik.

Mereka yang menjadi korban umumnya mengalami perubahan perilaku yang cukup jelas. Sebagian menjadi lebih pendiam, kehilangan kepercayaan diri, kesulitan untuk berkonsentrasi, serta mengalami penurunan prestasi akademik. Kondisi itu bukan disebabkan oleh kurangnya kemampuan, tetapi karena energi dan pikirannya lebih banyak terkuras untuk menghadapi tekanan dan rasa takut yang terus menghantui.

Di dalam pemikiran mereka, bukan lagi pelajaran yang menjadi prioritas, melainkan satu pertanyaan sederhana: bagaimana cara menjalani hari tanpa kembali dipermalukan, dicemooh, atau disakiti.

Mustahil bagi seorang siswa untuk benar-benar fokus pada pelajaran apabila rasa cemas selalu hadir dalam setiap langkahnya. Pada titik inilah, bullying tidak lagi dapat dianggap sebagai persoalan sepele antar teman. Ia telah beralih menjadi ancaman nyata terhadap kualitas proses pembelajaran di sekolah. Lingkungan yang tidak aman hanya akan melahirkan kegelisahan, bukan perkembangan.

Era Digital: Bullying 24 Jam Tanpa Henti

Situasi menjadi semakin rumit di era digital. Jika dahulu rumah menjadi tempat paling aman setelah pulang sekolah, kini berbagai bentuk ejekan, hinaan, dan sindiran dapat dengan mudah menjangkau anak-anak melalui layar ponsel mereka. Media sosial seolah tidak pernah tidur, dan perundungan pun berlangsung tanpa jeda, bahkan hingga larut malam.

Bentuk-bentuk perundungan di dunia maya itu beragam, di antaranya:

• Wajah seseorang dijadikan bahan meme atau stiker tanpa izin

• Potongan video disebarkan untuk mempermalukan

• Grup percakapan diisi dengan ejekan dan hinaan

• Kolom komentar dipenuhi kata-kata menyakitkan yang datang bertubi-tubi

Dampak dari tindakan ini tidak hanya terlihat dari merosotnya nilai akademik, tetapi juga dari kondisi psikologis korban yang semakin rapuh. Kecemasan berkepanjangan, stres berat, depresi, hingga munculnya pikiran untuk mengakhiri hidup dapat timbul akibat perlakuan yang oleh pelaku sering kali dianggap sebagai “sekadar candaan”.

Ironisnya, di saat yang sama, sekolah masih terus berpacu dengan tuntutan kurikulum, target prestasi, dan capaian nilai. Sementara itu, ada siswa yang setiap harinya harus berjuang melawan luka batin hanya untuk sekadar bertahan di bangku sekolah.

Ketika lingkungan ikut diam

Bullying sering kali tumbuh besar bukan hanya karena pelakunya, tetapi juga karena lingkungan yang memilih untuk bungkam. Situasi yang seharusnya bisa dihentikan sejak awal justru dibiarkan seolah-olah hal itu adalah sesuatu yang wajar.

Tidak jarang, guru yang mengetahui kejadian tersebut memilih untuk tidak bertindak. Teman-teman di sekitar malah menjadikannya bahan candaan tanpa menyadari bahwa di balik tawa itu ada luka yang perlahan terbentuk. Sementara itu, orang tua terlalu sibuk mengejar prestasi akademik hingga lupa menanyakan hal paling sederhana, “Bagaimana keadaanmu di sekolah hari ini?”

Di ruang kelas, kita diajarkan tentang empati, toleransi, dan rasa saling menghargai. Namun dalam praktiknya, nilai-nilai itu sering kali dikalahkan oleh kebiasaan mengejek, menghina, dan mengucilkan orang lain—hal yang awalnya dianggap sepele, tetapi perlahan berubah menjadi luka yang mendalam bagi korbannya.

Lalu, Harus Mulai dari Mana?

Upaya menghentikan bullying tidak bisa dibebankan kepada satu pihak saja. Ini adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan keterlibatan seluruh unsur di lingkungan pendidikan.

• Sekolah perlu mengambil langkah tegas dengan:

1. Memberikan edukasi rutin mengenai bahaya dan dampak bullying.

2. Menyusun aturan yang jelas terkait larangan perundungan dalam bentuk apa pun.

3. Menetapkan konsekuensi yang adil bagi pelaku.

4. Membangun komunikasi yang terbuka antara guru, orang tua, dan siswa dalam menangani kasus-kasus perundungan.

• Guru memegang peran penting dengan:

1. Menanamkan nilai anti-perundungan sejak dini.

2. Menciptakan suasana kelas yang aman, nyaman, dan inklusif.

3. Mengajarkan pentingnya empati, saling menghargai, serta cara berkomunikasi yang sehat.

4. Mengawasi dinamika relasi antar siswa, baik di dalam maupun di luar kelas.

5. Mengenalkan ciri-ciri perundungan agar mudah dikenali.

6. Mengajak orang tua terlibat aktif dalam pemantauan perilaku anak.

• Siswa pun memiliki tanggung jawab untuk:

1. Berani berkata tidak pada tindakan perundungan.

2. Memihak kepada korban, bukan menertawakan atau membiarkannya sendirian.

3. Menyadari bahwa sikap diam dapat memperpanjang terjadinya kekerasan.

Leaderboard Satu Rumah

• Orang tua diharapkan:

1. Menjadi pendengar yang baik agar anak merasa aman untuk bercerita.

2. Mengajarkan etika dalam berinteraksi, termasuk di dunia digital.

3. Mengawasi aktivitas anak di media sosial.

4. Menumbuhkan nilai empati dan toleransi di dalam keluarga.

5. Terlibat dalam kegiatan sekolah dan kehidupan sosial anak.

Semua perubahan besar selalu berawal dari langkah kecil: menumbuhkan kembali rasa saling menghargai dan memanusiakan sesama.

Sekolah Seharusnya Menjadi Tempat untuk Bertumbuh, Bukan Bertahan

Mutu pendidikan tidak hanya dinilai dari angka di rapor, bangunan yang megah, atau deretan piala kejuaraan. Lebih dari itu, kualitas pendidikan tercermin dari satu hal mendasar: apakah siswa merasa aman dan bahagia saat berada di sekolah.

Baca Juga

Screenshot 47

Seni Mengatur Uang di Dompet Tipis:

4 December 2025
foto biopsi

Mood Swing Pra-menstruasi: Otak VS Hormon. Siapa yang menang?

4 December 2025
gambar untuk cover artikel dengan tema IPK Saja Tak Cukup Mengapa Soft Sk 20251203 152954 0000

IPK Saja Tak Cukup: Mengapa Soft Skill Menjadi Kunci di Dunia Kerja?

3 December 2025
pexels cottonbro 5081920 1 11zon

Dopamin Trap: Mengapa Remaja Sulit Lepas dari TikTok?

2 December 2025

Pengetahuan tidak akan pernah berkembang di ruang yang dipenuhi rasa takut. Sementara itu, mimpi-mimpi anak akan mudah runtuh jika setiap hari mereka dihadapkan pada kata-kata yang menyakitkan. Dan masa depan tidak akan mampu tumbuh dengan sehat apabila generasi muda dibesarkan dalam luka yang dibiarkan begitu saja.

Mungkin sudah waktunya kita berhenti hanya mengukur kepintaran anak dari angka dan peringkat. Lebih penting dari itu adalah memastikan mereka merasa aman, dihargai, dan bahagia saat belajar.

Karena pada akhirnya, pendidikan sejati tidak hanya membentuk anak menjadi cerdas, tetapi juga menjadi manusia seutuhnya.

Tags: Bullying
Share343Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard Satu Rumah
Previous Post

Deteksi Dini Halinar, KPLP Bersama Regu Pengamanan Lapas Arga Makmur Gelar Penggeledahan Rutin di Blok Hunian

Next Post

Seni Mengatur Uang di Dompet Tipis:

ERIKA AULIYA MAY MUTIARA

ERIKA AULIYA MAY MUTIARA

Penulis adalah mahasiswa/siswa yang memiliki ketertarikan pada isu-isu pendidikan dan sosial, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan mental serta perlindungan anak di lingkungan sekolah. Melalui tulisan ini, penulis ingin mengajak berbagai pihak untuk lebih peduli terhadap dampak bullying dan bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang aman dan manusiawi.  

Related Posts

Screenshot 47

Seni Mengatur Uang di Dompet Tipis:

4 December 2025
foto biopsi

Mood Swing Pra-menstruasi: Otak VS Hormon. Siapa yang menang?

4 December 2025
gambar untuk cover artikel dengan tema IPK Saja Tak Cukup Mengapa Soft Sk 20251203 152954 0000

IPK Saja Tak Cukup: Mengapa Soft Skill Menjadi Kunci di Dunia Kerja?

3 December 2025
pexels cottonbro 5081920 1 11zon

Dopamin Trap: Mengapa Remaja Sulit Lepas dari TikTok?

2 December 2025
Next Post
Screenshot 47

Seni Mengatur Uang di Dompet Tipis:

Lapas Ternate

Sportif dan Solid: Lapas Ternate Buka Turnamen Badminton Sambut 2026

Rutan Bengkulu

Rutan Bengkulu Tingkatkan Pembinaan Karakter Lewat Pelatihan Moralitas

Lapas Bengkulu, ADM Kamtib, keamanan Lapas, instalasi listrik, pencegahan kebakaran, kesiapsiagaan bencana, mitigasi bencana, Kanwil Pemasyarakatan Bengkulu, pemasyarakatan

Lapas Bengkulu Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana

Rutan Bengkulu

Pembinaan Spiritual Bantu WBP Nasrani Rutan Bengkulu Bentuk Karakter Positif

Please login to join discussion
Square Media Wanita

Berita Utama

WhatsApp Image 2025 12 06 at 20.01.15 80c4f496
Berita Utama

Produktif dan Mandiri, Warga Binaan Lapas Bandanaira Rutin Rawat Tanaman Kacang Panjang

by Redaksi Lapas Bandanaira
6 December 2025
0

Banda Naira, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Bandanaira terus mengembangkan program pertanian sebagai bagian dari pembinaan kemandirian bagi...

Read moreDetails
Percepat Pemulihan Sistem Kelistrikan di Aceh: 500 Personel PLN Tiba di Lokasi Tower Terdampak

Percepat Pemulihan Sistem Kelistrikan di Aceh: 500 Personel PLN Tiba di Lokasi Banjir

6 December 2025
Michelle Liu Tampilkan Koleksi “Royal Heritage Twist” di Milan Fashion Night 2025

Michelle Liu Tampilkan Koleksi “Royal Heritage Twist” di Milan Fashion Night 2025

28 October 2025
Berita-Properti.com

Berita-Properti.com: Portal Berita Komunitas Properti dan Infrastruktur Pertama di Indonesia

28 October 2025
siaran-berita.com

Siaran-Berita.com: Portal Berita Komunitas Baru yang Sukses Menjadi Top di Google Search dan Google News

26 October 2025
Rumah Prabu Half Page

Berita Terkait

WhatsApp Image 2025 12 06 at 20.01.15 80c4f496

Produktif dan Mandiri, Warga Binaan Lapas Bandanaira Rutin Rawat Tanaman Kacang Panjang

6 December 2025
rutan bengkulu

Warga Binaan Rutan Bengkulu Semarakkan Masjid At-Taubah dengan Latihan Hadroh

6 December 2025
Lapas Bengkulu, Extra Fooding, WBP Lansia, Klinik Pratama, Pembinaan, Pelayanan Kesehatan, Julianto Budhi Prasetyono, Sri Rahayu, Kelompok Rentan, Pemasyarakatan

Peduli Lansia, Lapas Kelas IIA Bengkulu Gelar Program Extra Fooding

6 December 2025
WhatsApp Image 2025 12 06 at 10.53.45

Wujudkan Pemasyarakatan Sehat, ASN dan Peserta Magang Lpka Bengkulu Laksanakan Kerja Bakti Bersama

6 December 2025
Mahasiswa AKUB menginguti Rekoleksi Adven dengan penuh antusias (05/12/2025)

Pendidikan Hati, Karakter, dan Kedisplinan Mahasiswa AKUB:

6 December 2025
Lapas Bengkulu, Kerja Bakti, Kebersihan Lingkungan, Kesiapsiagaan Banjir, Brandgang, Julianto Budhi Prasetyono, ADM Kamtib, Pemasyarakatan, Bengkulu, Mitigasi Bencana, Gotong Royong

Kalapas Bengkulu Pimpin Aksi Bersih-Bersih, Wujudkan Lingkungan Aman dan Sehat

6 December 2025
Pelataran

Pelataran.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Pelataran.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Pelataran.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@pelataran.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting!

Tulisan yang tidak disertai dengan foto atau gambar atau ilustrasi tidak akan dipublikasikan dan akan langsung dihapus oleh Redaksi. Gambar harus ada hubungannya dengan tulisan ya dan bukan foto selfie penulis

Pemberitahuan!

Pelataran.com adalah portal berita komunitas yang berpusat di Jakarta dan tidak memiliki kantor perwakilan dimanapun. Tulisan atau berita yang ada merupakan kontribusi penulis lepas dari seluruh Indonesia bahkan dari seluruh dunia. Hati-Hati dengan oknum yang meng-atas-nama-kan Pelataran.com dengan mengaku sebagai wartawan, karena kami tidak memiliki wartawan dan tidak mengeluarkan kartu pengenal wartawan atau Kartu Pers atau Press ID Card.

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita