5 Desember 2025 Bengkulu – Upaya pembinaan kerohanian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kembali digelar oleh Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Bengkulu melalui kegiatan keagamaan yang berlangsung pada Jum’at (5/12). Kali ini, kegiatan diikuti oleh para WBP beragama Nasrani yang mengikuti pembinaan rohani rutin dengan penuh antusias sebagai wujud peningkatan keimanan dan pembentukan karakter positif selama menjalani masa pidana.
Kegiatan pembinaan tersebut dipandu langsung oleh Penyuluh Hukum Agama Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Bengkulu, Yohanes, yang hadir untuk memberikan penguatan spiritual sekaligus bimbingan moral kepada peserta. Kehadiran Yohanes disambut positif oleh pihak rutan maupun warga binaan, sebab pembinaan kerohanian dianggap sebagai salah satu fondasi penting dalam mendukung proses reintegrasi sosial.
Dalam penyampaiannya, Yohanes menjelaskan bahwa kegiatan kerohanian bukan hanya rutinitas ibadah, tetapi juga media untuk membangun kesadaran diri, keinsafan, dan motivasi agar para WBP dapat memperbaiki diri. Ia menekankan bahwa setiap manusia memiliki kesempatan untuk berubah dan menjalani kehidupan yang lebih baik, termasuk warga binaan yang saat ini sedang menjalani proses hukum. “Tidak ada yang terlambat untuk bertobat dan memperbaiki diri. Tuhan menerima setiap orang yang mau berusaha berubah, dan proses itu bisa dimulai dari diri sendiri,” ujar Yohanes dalam sesi penyuluhan.
Pembinaan kerohanian bagi WBP Nasrani di Rutan Bengkulu dilaksanakan secara berkala dengan tujuan meningkatkan kualitas spiritual sekaligus memberikan ketenangan batin bagi para peserta. Melalui aktivitas rohani ini, pihak rutan berharap agar warga binaan dapat lebih siap menghadapi kehidupan setelah bebas nanti, serta mampu kembali ke masyarakat dengan sikap yang lebih bijak dan bertanggung jawab.
Kepala Rutan Bengkulu, Yulian Fernando menyampaikan apresiasi atas dukungan Kementerian Agama Bengkulu yang secara berkesinambungan menjalin kerja sama dalam kegiatan pembinaan keagamaan. Menurutnya, pembinaan kerohanian merupakan salah satu program prioritas dalam sistem pemasyarakatan karena dapat menekan potensi pelanggaran selama menjalani masa tahanan dan mendorong terciptanya lingkungan rutan yang kondusif. “Kami percaya bahwa pembinaan kerohanian memberi dampak besar bagi mental dan perilaku para warga binaan. Dengan dukungan para penyuluh agama, kami ingin memberikan bekal moral yang kuat sehingga mereka bisa kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, para WBP terlihat mengikuti sesi rohani dengan khidmat. Mereka melakukan doa bersama, membaca kitab suci, serta mendengarkan penguatan iman yang disampaikan Yohanes. Beberapa warga binaan bahkan menyampaikan kesaksian pribadi dan ungkapan rasa syukur karena masih mendapatkan pendampingan spiritual meski berada di balik jeruji. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan rohani benar-benar memberi ruang refleksi dan kedamaian batin.
























