Pelataran, Jakarta (18/11/2025) — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Senin (17/11/2025), menerima kunjungan resmi dari Duta Besar (Dubes) Pakistan untuk Indonesia, Zahid Hafeez Chaudhri, di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat diplomatik, menandai upaya intensif kedua negara dalam memperkuat hubungan strategis lintas sektor.
Pertemuan ini menjadi catatan penting dalam sejarah diplomasi Indonesia–Pakistan, mengingat kedua negara telah menjalin hubungan bilateral yang erat selama lebih dari tujuh dekade sejak awal kemerdekaan. “Kami membahas seluruh spektrum hubungan bilateral antara Pakistan dan Indonesia,” ujar Dubes Zahid dalam sesi keterangan pers usai pertemuan. Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa diskusi yang berlangsung meliputi aspek-aspek krusial seperti perdagangan, investasi, pertahanan, pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UMKM).
Menurut Dubes Zahid, kerja sama ekonomi dan perdagangan menjadi salah satu fokus utama pembahasan. Pakistan dan Indonesia, yang sama-sama memiliki populasi besar dan potensial, tengah berupaya mendorong peningkatan volume perdagangan bilateral melalui pembenahan kebijakan ekspor-impor serta pemberian insentif bagi pelaku usaha. “Hubungan perdagangan dan ekonomi dibahas secara mendalam,” imbuhnya. Selain itu, isu pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu agenda penting dalam pembicaraan. Baik Pakistan maupun Indonesia memiliki karakteristik sebagai negara dengan jumlah penduduk usia produktif yang besar. Oleh karena itu, kerja sama dalam hal pendidikan tinggi, pertukaran pelajar, dan pelatihan keahlian menjadi hal yang sangat relevan untuk mencetak generasi masa depan yang kompeten dan berdaya saing.
Dalam ranah pertahanan dan keamanan, Dubes Zahid menekankan adanya sinergi yang terjalin semakin kuat. “Kerja sama pertahanan dan keamanan antara kedua negara persaudaraan kami turut menjadi bagian penting dari diskusi,” ungkapnya. Hal ini mencerminkan kesadaran bersama kedua negara dalam menghadapi dinamika geopolitik kawasan dan global yang kian kompleks.
Tidak hanya itu, sektor kesehatan juga turut menjadi pembahasan, terutama dalam konteks pascapandemi Covid-19 yang memberi pelajaran penting mengenai kebutuhan fasilitas kesehatan dan kesiapan sistem medis di negara berkembang. Program kolaboratif dalam riset kesehatan, pengadaan obat-obatan, hingga penguatan kapasitas tenaga kesehatan menjadi beberapa terobosan yang dibahas dalam agenda bilateral ini. Menariknya, dalam pernyataannya, Dubes Zahid juga menyentuh aspek historis hubungan kedua negara. Ia menyatakan bahwa hubungan antara rakyat Pakistan dan Indonesia sudah mengakar jauh sebelum kedua negara memproklamasikan kemerdekaannya. “Jika kita melihat secara historis, hubungan persahabatan, hubungan persaudaraan antara rakyat Pakistan dan Indonesia sebenarnya sudah ada sebelum kedua negara kita merdeka,” tuturnya.

Sebagai dua negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia dan Pakistan memegang peranan penting di panggung internasional. Dalam keterangan resminya, Dubes Zahid menyebut bahwa kedua negara memegang lebih dari seperempat populasi Muslim dunia, yang menambah urgensi kerja sama bilateral tidak hanya di bidang ekonomis, tetapi juga pada ranah sosial, budaya, dan kemanusiaan. “Ada kesadaran yang tumbuh di antara kepemimpinan Pakistan dan Indonesia bahwa kita perlu lebih memperkuat hubungan kita di semua bidang kerja sama,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Dubes Zahid menyampaikan salam hormat dan pesan persahabatan dari pemerintah dan rakyat Pakistan kepada Presiden Prabowo. Menurutnya, Presiden Prabowo menyambut dengan penuh keterbukaan dan turut menyampaikan doa serta dukungan kepada Pakistan. “Yang Mulia membalas dan menyampaikan harapan terbaik dan doa dari rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Pertemuan ini tidak hanya mempertegas niat kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga mencerminkan arah baru diplomasi Indonesa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, yang tampaknya ingin menghidupkan kembali peran Indonesia sebagai pemimpin diplomasi dunia Islam dan negara-negara berkembang. Agenda pertemuan ini juga menjadi sinyal kuat terhadap dunia internasional bahwa Indonesia dan Pakistan siap bekerja sama menghadapi tantangan global, mulai dari isu stabilitas kawasan, kesejahteraan ekonomi, hingga kampanye perdamaian dan pembangunan global.
Pemerintah Indonesia diperkirakan akan menindaklanjuti hasil pertemuan ini dengan perumusan program konkret melalui kementerian terkait. Sementara itu, masyarakat berharap kerja sama ini akan berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional, penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan melalui kolaborasi bilateral tersebut, Momen pertemuan ini dapat dibaca sebagai langkah strategis dalam memperluas pengaruh diplomasi Indonesia di kawasan Asia Selatan, sekaligus mengokohkan hubungan persaudaraan historis antara dua negara Muslim besar ini, yang pada akhirnya berpotensi membawa dampak positif yang luas, tidak hanya dalam bidang kebijakan, tetapi juga bagi kesejahteraan rakyat di kedua negara.
DITULIS OLEH : NADIA ALYA MURSYAHIDA
























