Palembang, 23 Februari 2025 — Upaya pelestarian budaya lokal terus digelorakan melalui pendekatan pendidikan yang kontekstual. Di Kelurahan Bukit Sangkal, Palembang, program pembelajaran Bahasa Arab Melayu mulai dilaksanakan sebagai langkah nyata dalam penguatan kearifan lokal sekaligus pelestarian warisan leluhur.
Program ini digagas oleh pihak sekolah bekerja sama dengan masyarakat setempat, dengan tujuan utama memperkenalkan kembali Bahasa Arab Melayu kepada generasi muda. Di era modernisasi yang serba cepat, bahasa dan aksara Arab Melayu dianggap sebagai bagian dari identitas budaya yang perlu dihidupkan kembali, khususnya di daerah yang memiliki sejarah kuat seperti Bukit Sangkal.
Kepala sekolah, Ari Susilo, S.E, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kurikulum lokal yang disusun untuk mendukung profil pelajar Pancasila sekaligus membumikan nilai-nilai budaya.
“Pembelajaran Bahasa Arab Melayu ini bukan hanya soal bahasa, tapi juga bagaimana anak-anak kita mengenal jati dirinya sebagai bagian dari masyarakat Palembang yang kaya akan tradisi Islam dan budaya Melayu,” jelas Ari Susilo.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Sosial, S.Pd, menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah pendekatan integratif, di mana siswa tidak hanya diajak memahami kaidah bahasa, tetapi juga menelusuri isi naskah-naskah lama, memahami puisi Melayu klasik, serta menulis dalam aksara Jawi.
“Kami berupaya menyajikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Anak-anak belajar membaca pantun lama, menyalin naskah Arab Melayu, bahkan belajar menulis surat seperti orang-orang zaman dahulu,” ujar Sosial.
Program ini mendapatkan respons positif dari warga sekitar. Orang tua siswa pun turut menyambut hangat inisiatif ini. Salah satunya adalah Ibu Nurhayati yang merasa bangga anaknya bisa membaca tulisan Arab Melayu dan memahami syair-syair lama.
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan secara rutin di sekolah dan juga melibatkan sesi luar kelas seperti ‘Ngaji Naskah Kuno’, lomba baca puisi tradisional, dan pelatihan menulis aksara Jawi.
Dengan adanya program ini, Bukit Sangkal diharapkan menjadi model bagi wilayah lain dalam mengintegrasikan pendidikan dengan pelestarian budaya. Selain memperkaya wawasan siswa, kegiatan ini menjadi bentuk nyata komitmen sekolah dalam membentuk generasi yang berakar kuat pada nilai-nilai lokal, namun tetap siap bersaing secara global.


























