Contact Us
Login
Logout
Pelataran
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Opini

Makan Bergizi Gratis yang Berujung Petaka: Refleksi Kritis atas Kasus Keracunan Makanan di NTT

yohanessoares21385 by yohanessoares21385
22 July 2025
in Opini
A A
0
IMG 3517
869
SHARES
1.3k
VIEWS

Makan Bergizi Gratis yang Berujung Petaka: Refleksi Kritis atas Kasus Keracunan Makanan di NTT

Program makan bergizi gratis yang diluncurkan oleh pemerintah sebagai bagian dari agenda prioritas nasional seharusnya menjadi langkah progresif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan anak-anak sekolah, khususnya di daerah tertinggal seperti Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, ketika program ini justru menimbulkan kasus keracunan massal di sejumlah sekolah di NTT, publik pun terguncang, dan muncul pertanyaan besar: mengapa program yang niatnya baik justru berujung pada tragedi?

Dalam opini ini, penulis mencoba mengupas secara mendalam dari perspektif ilmiah, sosial, budaya, dan politik untuk memahami kompleksitas masalah ini.

1. Kajian Ilmiah: Standar Gizi dan Keamanan Pangan yang Terabaikan

Secara ilmiah, makanan bergizi berarti makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral dalam komposisi seimbang sesuai dengan kebutuhan usia anak. Namun, pada kenyataannya, pengadaan makanan bergizi di sekolah-sekolah di NTT kerap tidak diawasi oleh ahli gizi dan petugas keamanan pangan yang memadai.

Kasus keracunan yang terjadi diduga akibat makanan yang disiapkan tanpa standar sanitasi dan higiene yang layak. Dalam konteks ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) seharusnya memiliki peran pengawasan yang ketat. Namun, distribusi pengawasan BPOM yang masih minim di pelosok NTT menyebabkan banyak sekolah berada di luar radar pengawasan.

Studi WHO (2015) menunjukkan bahwa di negara berkembang, lebih dari 70% kasus keracunan makanan pada anak-anak disebabkan oleh makanan yang tidak diolah dalam lingkungan bersih dan tidak tersertifikasi. Hal ini sangat mungkin terjadi dalam skema pengadaan makanan cepat saji di sekolah-sekolah pelosok yang tidak memiliki akses air bersih dan pendingin makanan.

2. Dimensi Sosial: Ketimpangan dan Ketidaksiapan Lembaga Pelaksana

Baca Juga

Screenshot 47

Seni Mengatur Uang di Dompet Tipis:

4 December 2025
Bullying Kompasiana 1

Bullying dan Penurunan Kualitas Pembelajaran: Ancaman bagi Dunia Pendidikan”

4 December 2025
foto biopsi

Mood Swing Pra-menstruasi: Otak VS Hormon. Siapa yang menang?

4 December 2025
gambar untuk cover artikel dengan tema IPK Saja Tak Cukup Mengapa Soft Sk 20251203 152954 0000

IPK Saja Tak Cukup: Mengapa Soft Skill Menjadi Kunci di Dunia Kerja?

3 December 2025

Secara sosial, program makan bergizi gratis menjadi simbol kehadiran negara dalam menjawab masalah stunting, malnutrisi, dan putus sekolah. Di NTT, di mana angka stunting pada anak balita masih di atas rata-rata nasional (sekitar 35% pada 2023, menurut data BPS dan Kemenkes), program ini sebenarnya sangat ditunggu masyarakat.

Namun, implementasi program yang serba mendadak dan tidak melibatkan partisipasi komunitas lokal dengan tepat justru memicu masalah. Banyak dapur sekolah atau katering lokal yang ditunjuk tidak melalui proses verifikasi ketat. Kegiatan memasak dilakukan dengan alat seadanya dan tenaga kerja tanpa pelatihan dasar tentang keamanan pangan. Dalam masyarakat yang masih menggantungkan kehidupan pada ekonomi subsisten, penunjukan sebagai penyedia makanan justru dipandang sebagai peluang ekonomi, bukan sebagai amanah nutrisi anak bangsa.

3. Pandangan Masyarakat: Rasa Syukur yang Berubah Menjadi Trauma

Awalnya, masyarakat menyambut baik program ini. Para orang tua di pedesaan NTT merasa terbantu karena tidak perlu lagi menyiapkan bekal makan siang untuk anak-anak mereka. Namun, insiden keracunan masal di beberapa sekolah menyebabkan trauma psikologis yang mendalam. Anak-anak menjadi takut makan makanan dari sekolah, dan para orang tua menjadi curiga serta waspada.

Kekecewaan masyarakat makin dalam ketika pemerintah daerah terkesan lamban dalam menangani kasus keracunan. Ada kesan bahwa pemulihan lebih fokus pada pencitraan, bukan pada evaluasi sistemik. Akibatnya, masyarakat menjadi skeptis terhadap niat baik pemerintah, dan ini memperburuk hubungan antara negara dan warganya di wilayah yang sudah lama merasa termarjinalkan.

4. Dimensi Politik: Antara Janji Populis dan Realitas Teknis

Program makan bergizi gratis merupakan bagian dari janji kampanye nasional yang sangat populis. Ia menjadi simbol keberpihakan negara terhadap rakyat kecil. Namun, dalam pelaksanaannya, terlihat bahwa program ini lebih didorong oleh tekanan politik untuk segera tampil dan ‘berhasil’ ketimbang kesiapan teknis dan infrastruktur daerah.

Politik anggaran pun turut berperan dalam carut-marut pelaksanaan. Ada kecenderungan bahwa alokasi anggaran yang besar justru membuka peluang praktik korupsi dan pengadaan fiktif. Misalnya, penunjukan penyedia makanan secara tertutup tanpa seleksi ketat membuka celah bagi kontraktor oportunis yang hanya mengejar keuntungan. Ini adalah bentuk kegagalan tata kelola pemerintahan yang mencoreng esensi dari program itu sendiri.

Politik lokal di NTT yang masih sarat patronase juga menjadikan program ini sebagai “ladang proyek” bagi kelompok-kelompok tertentu yang dekat dengan kekuasaan. Ketika program gagal dan rakyat menderita, tanggung jawab politik pun dilemparkan ke bawah, padahal akar masalahnya terletak pada desain sistem yang buruk dari atas.

5. Jalan Keluar: Evaluasi, Pendidikan Gizi, dan Peran Komunitas

Leaderboard Satu Rumah

Kejadian keracunan ini harus menjadi titik balik. Negara tidak boleh berlindung di balik narasi “niat baik” semata. Yang dibutuhkan adalah niat baik yang disertai kompetensi, tata kelola yang akuntabel, dan pelibatan masyarakat secara partisipatif.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Audit menyeluruh terhadap seluruh penyedia makanan sekolah, terutama di wilayah dengan infrastruktur kesehatan yang terbatas.
  • Pendidikan gizi dan keamanan pangan kepada pengelola kantin, guru, dan orang tua, agar mereka bisa menjadi pengawas pertama.
  • Sertifikasi dapur sekolah dan katering lokal dengan melibatkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan.
  • Transparansi anggaran dan pengawasan oleh masyarakat sipil serta media lokal.
  • Pelibatan organisasi keagamaan dan adat dalam memverifikasi penyedia makanan, agar ada kepercayaan sosial.

Penutup: Jangan Korbankan Anak-anak Demi Gagahnya Citra Politik

Program makan bergizi gratis seharusnya menjadi berkah. Namun ketika dilaksanakan dengan tergesa-gesa, tanpa kesiapan sistem, tanpa standar gizi dan sanitasi yang kuat, serta tanpa pelibatan masyarakat yang efektif, maka program ini akan menjelma menjadi “kebaikan yang menyakitkan.”

NTT tidak butuh program yang sekadar tampak hebat di atas kertas atau dijadikan panggung pencitraan politik. NTT butuh program yang membumi, adaptif terhadap kondisi lokal, serta benar-benar menjadikan anak-anak sebagai subjek utama, bukan korban.

Kini, saatnya kita tidak hanya mengevaluasi sistem pangan di sekolah, tapi juga mengevaluasi cara kita membangun kebijakan publik: apakah untuk rakyat, atau untuk panggung semata?

Yohanes Soares

Aktivis sosial dan peneliti kebijakan pendidikan dan masyarakat daerah tertinggal.

Share348Tweet217Share61Pin78SendShare
Kirim Berita Media Wanita
Previous Post

Budaya Lokal yang Terlupakan: Krisis Identitas di Kalangan Generasi Muda

Next Post

Matrikulasi: Membangun Fondasi untuk Belajar Lebih Cepat di El Haqqa Qur’anic School

yohanessoares21385

yohanessoares21385

Related Posts

Screenshot 47

Seni Mengatur Uang di Dompet Tipis:

4 December 2025
Bullying Kompasiana 1

Bullying dan Penurunan Kualitas Pembelajaran: Ancaman bagi Dunia Pendidikan”

4 December 2025
foto biopsi

Mood Swing Pra-menstruasi: Otak VS Hormon. Siapa yang menang?

4 December 2025
gambar untuk cover artikel dengan tema IPK Saja Tak Cukup Mengapa Soft Sk 20251203 152954 0000

IPK Saja Tak Cukup: Mengapa Soft Skill Menjadi Kunci di Dunia Kerja?

3 December 2025
Next Post
1 1

Matrikulasi: Membangun Fondasi untuk Belajar Lebih Cepat di El Haqqa Qur'anic School

sIIs8qcw

Erwin Aksa Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan

mobil listrik

Mobil Listrik Solusi Baru atau Ancaman Baru

WhatsApp Image 2025 07 22 at 08.45.47

Rupbasan Mojokerto Ikuti Kegiatan Pengawasan Kearsipan Metode Observasi Langsung Virtual

https://nationalgeographic.grid.id/read/131948261/kopi-tiom-memunguti-yang-diabaikan

Menyeduh Asa di Ketinggian Bandung: Kisah Para Petani Kopi Milenial yang Menembus Pasar Dunia

Please login to join discussion
Square Media Wanita

Berita Utama

WhatsApp Image 2025 12 06 at 20.01.15 80c4f496
Berita Utama

Produktif dan Mandiri, Warga Binaan Lapas Bandanaira Rutin Rawat Tanaman Kacang Panjang

by Redaksi Lapas Bandanaira
6 December 2025
0

Banda Naira, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Bandanaira terus mengembangkan program pertanian sebagai bagian dari pembinaan kemandirian bagi...

Read moreDetails
Percepat Pemulihan Sistem Kelistrikan di Aceh: 500 Personel PLN Tiba di Lokasi Tower Terdampak

Percepat Pemulihan Sistem Kelistrikan di Aceh: 500 Personel PLN Tiba di Lokasi Banjir

6 December 2025
Michelle Liu Tampilkan Koleksi “Royal Heritage Twist” di Milan Fashion Night 2025

Michelle Liu Tampilkan Koleksi “Royal Heritage Twist” di Milan Fashion Night 2025

28 October 2025
Berita-Properti.com

Berita-Properti.com: Portal Berita Komunitas Properti dan Infrastruktur Pertama di Indonesia

28 October 2025
siaran-berita.com

Siaran-Berita.com: Portal Berita Komunitas Baru yang Sukses Menjadi Top di Google Search dan Google News

26 October 2025
Rumah Prabu Half Page

Berita Terkait

WhatsApp Image 2025 12 06 at 20.01.15 80c4f496

Produktif dan Mandiri, Warga Binaan Lapas Bandanaira Rutin Rawat Tanaman Kacang Panjang

6 December 2025
rutan bengkulu

Warga Binaan Rutan Bengkulu Semarakkan Masjid At-Taubah dengan Latihan Hadroh

6 December 2025
Lapas Bengkulu, Extra Fooding, WBP Lansia, Klinik Pratama, Pembinaan, Pelayanan Kesehatan, Julianto Budhi Prasetyono, Sri Rahayu, Kelompok Rentan, Pemasyarakatan

Peduli Lansia, Lapas Kelas IIA Bengkulu Gelar Program Extra Fooding

6 December 2025
WhatsApp Image 2025 12 06 at 10.53.45

Wujudkan Pemasyarakatan Sehat, ASN dan Peserta Magang Lpka Bengkulu Laksanakan Kerja Bakti Bersama

6 December 2025
Mahasiswa AKUB menginguti Rekoleksi Adven dengan penuh antusias (05/12/2025)

Pendidikan Hati, Karakter, dan Kedisplinan Mahasiswa AKUB:

6 December 2025
Lapas Bengkulu, Kerja Bakti, Kebersihan Lingkungan, Kesiapsiagaan Banjir, Brandgang, Julianto Budhi Prasetyono, ADM Kamtib, Pemasyarakatan, Bengkulu, Mitigasi Bencana, Gotong Royong

Kalapas Bengkulu Pimpin Aksi Bersih-Bersih, Wujudkan Lingkungan Aman dan Sehat

6 December 2025
Pelataran

Pelataran.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Pelataran.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Pelataran.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@pelataran.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting!

Tulisan yang tidak disertai dengan foto atau gambar atau ilustrasi tidak akan dipublikasikan dan akan langsung dihapus oleh Redaksi. Gambar harus ada hubungannya dengan tulisan ya dan bukan foto selfie penulis

Pemberitahuan!

Pelataran.com adalah portal berita komunitas yang berpusat di Jakarta dan tidak memiliki kantor perwakilan dimanapun. Tulisan atau berita yang ada merupakan kontribusi penulis lepas dari seluruh Indonesia bahkan dari seluruh dunia. Hati-Hati dengan oknum yang meng-atas-nama-kan Pelataran.com dengan mengaku sebagai wartawan, karena kami tidak memiliki wartawan dan tidak mengeluarkan kartu pengenal wartawan atau Kartu Pers atau Press ID Card.

Iklan MC DSA Square
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita