Contact Us
Kirim Tulisan
Tulisan Saya
Pelataran
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
Pelataran
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
No Result
View All Result
Pelataran
No Result
View All Result
Home Profil

“2045 GELAP” di Tangan Rifky MRK, Ketika Anak Muda Bicara Politik dengan Bahasa Puisi, Sementara Elit Sibuk Berebut Kursi

Redaksi Suara Muda by Redaksi Suara Muda
29 September 2025
in Profil
A A
0
Screenshot 20250929 093549 Gallery
854
SHARES
1.2k
VIEWS

Pelataran, (29/10/2025), Jakarta – Di tengah riuhnya kontestasi politik yang semakin hari semakin terasa seperti drama murahan—penuh gimik, penuh tipu daya, penuh kebohongan yang sudah basi—muncul suara berbeda yang justru datang bukan dari podium parlemen atau ruang debat formal. Suara itu lahir dalam bentuk bait-bait puisi. Nama adalah Rifky MRK.

Ia bukan politikus, bukan juru kampanye, apalagi buzzer bayaran. Ia hanyalah seorang penulis muda yang memilih jalan berbeda: menggunakan bahasa sastra untuk menampar wajah kekuasaan, sekaligus menggugah generasi muda yang mulai bosan jadi korban. Di akun Instagram-nya, Rifky dengan berani menyorot satu highlight bertajuk “2045 GELAP” — sebuah judul yang seakan meludahi retorika manis para elit yang kerap menjanjikan “Indonesia Emas 2045”.

Pertanyaannya: emas untuk siapa? Apakah emas untuk rakyat yang tiap hari berbaris antre minyak goreng, berjuang dengan harga beras yang melambung, dan terhimpit utang pendidikan? Atau emas untuk segelintir elit yang tak pernah kenyang, yang sibuk mewariskan kursi dan menurunkan kekuasaan layaknya harta keluarga? Rifky memilih untuk menjawabnya lewat puisi. Sarkas, getir, sekaligus reflektif. Dalam bait-baitnya, tergambar keresahan anak muda yang melihat negara ini berjalan seperti kapal tua yang bocor di sana-sini, namun nakhodanya justru sibuk berdebat soal siapa yang berhak duduk di kursi kapten.

Puisi yang Menyentil, Bukan Menyanjung  Sejak 2019, Rifky MRK sudah menulis ratusan puisi. Tema yang ia angkat bukan sekadar soal cinta picisan atau patah hati remaja. Ia menulis tentang politik yang busuk, tentang agama yang dijadikan komoditas, tentang generasi muda yang dipaksa menonton sandiwara kekuasaan sambil terus membayar tiket lewat pajak dan keringat.

Karya-karya itu ia rangkum di berbagai platform independen dan citizen journalism, serta dipamerkan di media sosial. Dan yang paling menarik, ia tak ragu menabrak narasi besar yang sedang dijual penguasa: “Indonesia Emas 2045”. Rifky justru menulis “2045 GELAP”. Sebuah pernyataan yang tidak hanya kritis, tapi juga sarkastik. Seolah ia ingin berkata: Bagaimana mungkin kalian menjanjikan cahaya emas, sementara lampu hari ini saja sudah padam?

Puisi-puisi Rifky juga menyentuh isu yang sering kali ditutup rapat atau dibungkus manis: hubungan antaragama. Dalam tulisannya, ada nada peringatan tentang betapa rapuhnya persaudaraan ketika agama dijadikan senjata politik. Ia menyingkap kenyataan bahwa isu agama kerap dipakai sebagai bensin politik jangka pendek, padahal dampaknya bisa jadi api yang membakar bangsa ini di masa depan. Ironisnya, ketika suara-suara seperti Rifky mencoba menyuarakan keprihatinan, para elit justru lebih sibuk mempertontonkan drama “politik akur” di depan kamera, sementara di belakang layar sibuk menyusun strategi pecah belah.

Sebagian orang mungkin akan meremehkan: “Ah, apa gunanya puisi? Itu kan cuma kata-kata indah.” Tapi di situlah salahnya. Justru di saat wacana publik dibanjiri propaganda, puisi bisa menjadi alarm. Alarm yang meraung-raung di tengah malam, mengingatkan bahwa ada kebakaran di dalam rumah, meskipun penghuninya sibuk menutup telinga. Rifky tidak menawarkan solusi instan. Ia tidak sedang menjual program politik. Tapi ia menyalakan tanda bahaya. Dan bagi generasi muda yang sudah terlalu lama dijejali kebohongan, tanda bahaya itu jauh lebih penting daripada janji palsu yang terus berulang. Fenomena Rifky MRK menunjukkan ironi besar negeri ini. Anak muda lewat puisi bisa bicara jauh lebih jernih tentang masa depan bangsa, sementara para elit yang digaji miliaran justru sibuk bersandiwara.

Baca Juga

press release mba rahma 750x536 1

Kejar Mimpi Komunitas Surabaya by CIMB NIAGA Diundang sebagai Mentor Kepelatihan Putra Putri FEB UNESA 2025

1 October 2025
Herianto (Bendahara LPNU NTB)

Lembaga Perekonomian NU NTB Soroti Kontraksi Ekonomi, Minta Pemprov Lindungi UMKM dari Gempuran Ritel Modern

26 September 2025
herianto file 750x536 1

Herianto Soroti Minimnya Minat Petani Muda pada MADILOG BEM FP UNRAM

24 September 2025
Gambar WhatsApp 2025 08 06 pukul 09.58.39 6def3e76

Kepala MTsN 6 Bantul Hadiri Pembinaan Kepala Madrasah dan Kepala TU

6 August 2025
Leaderboard Satu Rumah

Jika “2045 GELAP” terdengar lebih masuk akal daripada “Indonesia Emas 2045”, bukankah itu berarti generasi muda sudah kehilangan kepercayaan pada narasi penguasa? Rifky MRK, lewat puisi-puisinya, seakan sedang menertawakan kenyataan pahit: bahwa bangsa ini terjebak dalam lingkaran elit yang tak pernah selesai rebutan kursi, sementara rakyat terus menjadi alas kaki. Dan sorotan “2045 GELAP” itu bukan sekadar kumpulan puisi, tapi juga simbol: simbol bahwa generasi muda tidak lagi mau dibohongi, tidak lagi mau ditinju janji manis, dan tidak lagi takut menyuarakan keresahan.

Sebab jika politikus terus sibuk menebar mimpi, sementara kenyataan semakin gelap, maka jangan salahkan jika anak muda memilih untuk menulis puisi yang menyakitkan daripada mendengar pidato yang memuakkan.

 

Share342Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2026
Previous Post

Alifah Flowerifta Azka, Puteri Remaja Jakarta Pariwisata yang Berbagi Inspirasi di Kampung Nelayan

Next Post

Wamen Ekraf Apresiasi Tuksedo Studio Produksi Ulang Mobil Klasik yang Diminati Dunia

Redaksi Suara Muda

Redaksi Suara Muda

Related Posts

press release mba rahma 750x536 1

Kejar Mimpi Komunitas Surabaya by CIMB NIAGA Diundang sebagai Mentor Kepelatihan Putra Putri FEB UNESA 2025

1 October 2025
Herianto (Bendahara LPNU NTB)

Lembaga Perekonomian NU NTB Soroti Kontraksi Ekonomi, Minta Pemprov Lindungi UMKM dari Gempuran Ritel Modern

26 September 2025
herianto file 750x536 1

Herianto Soroti Minimnya Minat Petani Muda pada MADILOG BEM FP UNRAM

24 September 2025
Gambar WhatsApp 2025 08 06 pukul 09.58.39 6def3e76

Kepala MTsN 6 Bantul Hadiri Pembinaan Kepala Madrasah dan Kepala TU

6 August 2025
Next Post
mobil klasik

Wamen Ekraf Apresiasi Tuksedo Studio Produksi Ulang Mobil Klasik yang Diminati Dunia

press release mba rahma 750x536 1

Kejar Mimpi Komunitas Surabaya by CIMB NIAGA Diundang sebagai Mentor Kepelatihan Putra Putri FEB UNESA 2025

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Kirim Tulisan
    • Login
    • Account
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Pelataran - Pres Rilis dan Berita